Perspektif yang menarik, Mas!
Tapi satu pertanyaan yang sering terngiang adalah, “Gimana ya, meng-induce wawasan politik (misalnya untuk mempertimbangkan siapa yang cocok jadi pemimpin) secara objektif kepada masyarakat?” Soalnya, saya pribadi, meski sudah ber-KTP, masih “gagap politik" (haduh, salahku sih kurang banyak baca).
Saya pernah denger tentang kekhawatiran Socrates terhadap demokrasi, yang bisa berbahaya banget kalau tidak diiringi dengan wawasan objektif tadi. Anak-anak punya kepolosan yang kuat, tapi bahkan orang dewasa pun, dengan segala kesadarannya, masih harus dididik agar betul-betul bisa membuat keputusan dan pilihan coblos “sebaik" mungkin.
Jadi yah, itu satu persoalan tersendiri ya, tapi mungkin ini bisa jadi teguran untuk kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah ya?